Titikberitanusantara.com , SAMARINDA – Kelompok Cipayung Plus Kalimantan Timur mengecam keras insiden kembali ditabraknya Jembatan Mahakam I oleh kapal tongkang milik PT Sentosa Kaltim Abadi (SKA) pada Minggu (27/4). Menilai insiden ini sebagai bentuk nyata kelalaian serius, Cipayung Plus menyatakan sikap tegas dengan mengeluarkan beberapa tuntutan penting.
Dalam rilis resminya, Cipayung Plus Kaltim menyampaikan lima poin tuntutan sebagai berikut:
1. Menuntut pertanggungjawaban penuh dari KSOP Samarinda dan Pelindo atas insiden tabrakan, serta meminta agar dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap standar keselamatan pelayaran di Sungai Mahakam.
2. Mendesak pencopotan pejabat terkait yang terbukti lalai dalam pengawasan lalu lintas sungai, sebagai bentuk ketegasan dalam melindungi infrastruktur vital masyarakat.
3. Mendorong reformasi total sistem pengawasan dan regulasi pelayaran sungai di wilayah Mahakam, dengan memperketat izin operasional kapal tongkang serta memperbanyak titik-titik pengamanan di jalur strategis dekat jembatan.
4. Menuntut pemerintah daerah dan pusat segera mengambil langkah konkret untuk memperbaiki sistem navigasi sungai guna mencegah kejadian serupa terulang di masa depan.
5. Mengumumkan rencana Aksi Penyelamatan Jembatan Mahaka*, berupa aksi penutupan jalur Sungai Mahakam secara simbolik, sebagai bentuk protes keras atas lemahnya upaya perlindungan terhadap Jembatan Mahakam I.
Cipayung Plus Kaltim menyatakan bahwa aksi ini akan melibatkan ribuan mahasiswa, pemuda, dan elemen masyarakat sipil, dan bertujuan membunyikan alarm moral kepada seluruh pemangku kebijakan agar lebih serius menjaga keselamatan fasilitas umum.
Jembatan Mahakam adalah urat nadi masyarakat Samarinda dan Kalimantan Timur. Setiap kelalaian dalam pengelolaannya adalah pengkhianatan terhadap hak-hak dasar rakyat.
Mereka juga menegaskan bahwa aksi ini akan terus bergulir hingga ada pertanggungjawaban yang jelas dari pihak-pihak yang berwenang.